musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Thursday, August 27, 2009

Sajak: Al-Hilal

Sajak: Al-Hilal

Ahmad David Kholilurrahman

Tiga anak penggembala berjalan pulang,
sepanjang gurun mendaki-menurun.
Bermandi peluh, kaki sengal ngilu.
Kantong air menyisa seteguk dua teguk
Lalu, menarah kayu bakar dipuncak bukit!

Ingat pesan Ummi tadi pagi;
"Jangan kemalaman balik ke Balad", ujar abang sulung.
Iya, siapa tahu malam ini jatuh awal ramadhan, kata abang kedua.
Tengok, bulan sabit muncul dilangit maghrib!, teriak si bungsu.

Ketiga abang-adik mengusal-ngusal mata,
mengarah pandang ke hilal mulai menampak,
mengurai tanda falak; kelahiran bulan baru.
Selengkung garis sabit terbit diufuk maghrib!

"Apakah besok kita memulai puasa?", tanya si bungsu.
Sebaiknya, kita lekas pulang saja, saran si sulung.
Kasih berita sama tuan Syeikh dimasjid nanti.

Ketiga bersaudara berjalan gegas,
debu gurun berterbangan,
sekawanan kambing mengembik berkejaran.
Sekebat kayu bakar terpanggul dipundak.

Dari sutuh rumah kotak,
Ummi menyambut penuh cemas;
"Kenapa kalian tampak terburu-buru?".
Dipuncak bukit tadi, kami menyaksi terbitnya bulan baru!

Heliopolis, Cairo, 15 September 2007

*Dimuat Kompas, rubrik Oase:Puisiku, Selasa 13 Januari 2008

http://kompas.com/read/xml/2009/01/13/17393133/sajak-sajak.ahmad.david.kholilurrahman

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home