musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Thursday, September 10, 2009

Sajak: Iqra’

Sajak: Iqra’

Ahmad David Kholilurrahman

1/
Gua sempit atas bukit batu itu,
Taman bersunyi diri sang suri tauladan,
Al-Amin mencari cahaya iman.
Menjauh dari karam syirik,
Hiruk-pikuk Mekkah yang berisik;
Sesat jalan jahiliyah menarik-narik!

Dilembah bukit tandus tanpa tumbuhan,
Batu-batu bertahta pahat menjelma tuhan;
Latta, ‘Uzzah, Mannat, tegak terpancang
Menyemak liar sekitar Ka’bah.
Disembah-puja kaum Jahiliyah.

2/
Gua sempit atas bukit batu itu,
Secercah terang langit berkilau.
Jibril datang bertandang, lalu
Gelegas gemetar bertangkup tubuh.

Tercetus titah;
“Bacalah! Bacalah! Bacalah!”.
“Aku tak pandai membaca”, jawab Muhammad.
Lalu Jibril menuturkan lima ayat wahyu perdana;
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah Menciptakan...”*

3/
Gua sempit atas bukit batu itu,
Sunyi hening menyelubung,
Cemas menderas, keringat bercucuran.
Lalu, berkemas turun pulang ke rumah.

“Selimuti daku”, pintanya pada Khadijah.
Gigil dingin berangsur pulih.
Dia pun bercerita:
“Jibril telah datang padaku menyampai wahyu”.
“Aku percaya, apa yang kau katakan”, balas sang istri.

Heliopolis, Cairo, 29 September 2007

*(Surah Al’Alaq ayat 1)

*Dimuat Batam Pos, Ahad,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home