Sajak: Merawang 1
Sajak: Merawang 1
-Terkenang Gurun Tuo, ketika dilanda Banjir (Aek Dalam)
Ahmad David Kholilurrahman
Dalam merawang,
Ada timba ruang rumpang,
Di biduk semarak kenang
“Bertumpang pandang,
Pada tunang yang jenjang”.
Sayang, sayang buah kepayang
Nak melinjang bujang
Dari hulu menyeberang,
Ke hilir bertandang
Menalak selendang
Paling benang?
Dalam merawang,
ada jemaa’ah seluang
bermain di arus tenang
melintang-pukang
disanggi-sesap pukat terentang
dari siang ke petang?
Sayang, sayang buah kepayang
Nak memadang tualang
Dari silu terberandang,
Ke lipir berpulang peladang
Menukak miang
Paling jelatang
Dalam merawang,
Ada ramah senang
Yang ingin berterus terang
Meminang terang
Di tinggi asap pekat tergantang
Dari talang ke gharang?
Sayang, sayang buah kepayang
Nak membilang tantang
Dari situ terdulang
Ke bibir bersulang lantang
Menyorak liang
Paling lubang
Dalam merawang
Ada rumah tiang
Yang bungin berdasur timpang
Menyandang bunang
Di janji ranap sakat terkembang
Dari ambang ke bimbang?
Sayang, sayang buah kepayang
Nak memanggang lemang
Dari satu berpasang
Ke nyinyir berpulang rantang
Mengarak julang
Paling lekang
Cairo, 5 Januari 2010
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home