Sajak: Aku Sajadah Terhampar Majenun
Sajak: Aku Sajadah Terhampar Majenun
Ahmad David Kholilurrahman
Gugur salju
Menjulur
Jubah malam
Kayu kertap
Api unggun
Bersedekap
Sepasang tangan
Menyulam tenun
Menung dan murung
Majenun
Kicau bulbul
Mengungsi
Dari tombak salju
Berderai ngarai
Teruntai belai
Semampai musim
Meniupkan seruling
Jauh buluh dan perindu
O, Constantine,
Jauh jalan menengadah
Tepian impian musafir
Bertitian cermin licin
Memantul-mantul suara
Tapal kuda, kesiur angin
Beku malam pucat biru
Gering sekujur badan
Rungsing mengukur jalan
"Semakin jauh tersesat
Kejatuhan cinta?"
Aduh, mana pahit
Yang tabibah suruh telan
Aduh, mana madu
Yang tabibah sudu makan
Tak sembuh jiwaku
Majenun,
Kertap api perapian
Menghangat rusuk kayu
Tahannuts gua cari khalwat?
Semangkuk zaitun
Dan kukunyah,
Lidah menetal
Pahit segala rakit
Kelat segala selat
Aduhai,
Ke mana ittijah jiwa
Bermulakat siasat wazir
dan isyarat aljazair
Dari suara bang azan
Menara Haaraat al-Qadimah
Langkah larat merakaat kilah
Kulah yang melimpah basah
Airmata
Cahaya mengusap tengkuk
Diluar subuh menggigil
Mengetuk khusyuk:
"Bangkit lah, wahai Musafir Fakir!"
"Merhaba fi Bilad Milyun wa an-Nush Syahid!"
Mana tabibah bermata hitam zaitun?
Aku sajadah terhampar Majenun
Cairo, 20 Desember 2010
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home