musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Saturday, February 6, 2010

Sajak: Az-Zahir

Sajak: Az-Zahir

Ahmad David Kholilurrahman

Jika perahu berlayar,
Periksa lambung ketika bersandar,
Asin laut dan kelepak camar
Di tiang-tiang pelantar, memekar
Angan al-kamar, sepasang tangan dirham-dinar
Yang melamar bazaar menjauh tersasar
Memusar hingar-bingar saudagar,
Akan jangkar yang bertagar seluar destar
Menembus jantung pasar,
Siang menggelepar, bertukar kabar
Ke lumbung paling lapar

Kububuh rindu paling suruk
Menciduk wudhu khusyuk
Yang sejuk, meresuk-resuk
Yang bujuk, memeluk-meluk
Yang suluk, menakuk-nakuk

Di Plasa kota tua,
Aku berbaring setengah sadar,
Memasuk gemetar jemari kasar
Segulung roti gandum tawar,
Yang mengundang merpati berputar
Memikat lapar paling sabar?

“Makan lah, wahai burung-burung rajin berzikir,
Hingga butir paling akhir”


Biarlah, aku bertahan air liur, sampai matahari tergelincir
Kekal waktu menyampir desir pepasir,
Kepada Az-Zahir, yang menulis syair
Perihal musafir fakir
Bertualang melipir pikir
Menetal debu seribu menara,
memintal riwayat papa kedana
Sedakwat tinta, mengukir kalam bulu angsa
Mengenang kisah paling basah airmata
Melekang petah paling helah cinta
Yang surut umur, menyusur uzur kelemumur

Di laman tafakkur, tangga umur menyulur;
Syukur, syukur, syukur
Syukur, syukur
Syukur

Cairo, 6 Februari 2008

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home