musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Friday, April 23, 2010

Puisi Penyair Meksiko, Octavio Paz*

Beberapa Puisi Octavio Paz yang memperbincangkan tentang banyak hal, juga, termasuk astronomi. Saya suka puisi benda-benda langit. Saya menemukan sebagian saja, dari judul puisi dibawah ini dalam edisi bahasa Arab. Tentu, terjemahan dari terjemahan bahasa kedua, akan semakin jauh 'dzauq adabi' nya. Izinkan, saya mencoba menghidangkan terjemahan sederhana ini. Sungguh, saya pribadi belum puas? Hahahahaha


Puisi Penyair Meksiko, Octavio Paz*

Octavio Paz**

Yakin

Yakin
Jika seberkas cahaya putih lentera ini
nyata,
Maka tangan yang akan menulis
kenyataan, tapi adakah mata
memandang kenyataan yang tertulis?

Dari satu kata ke lain
Bercerai-berai apa yang terucap
aku mengetahui sesungguhnya aku hidup
di antara dua sagitarius
***

Disini

Langkahku di jalan ini
suara teriakan
jalan lain
dimana
aku dengar langkahku
menyeberangi jalan ini
dimana
Bersatu-padu kabut kenyataan
***

Bisu
Begitu lah serupa ceruk musik
muncul tanda
apabila tergetar
terbentang, dan rebana
Akan membisu pada musik yang lain
Bergetar dari ceruk kebisuan
bisu yang lain, air, rasi, pedang
meninggi, berkembang, akan mensunyikan kita
Apabila tinggi jurang
kenangan, cita-cita
dusta-dusta kecil dan besar
Maka kita mencintai teriakan yang berteriak
lenyap di tenggorokan
Maka monumen bisu
dimana diam segala kebisuan
***

Menjauh dari ketakutan
segala sesuatu mengancam kita:
zaman yang membagi kepada wilayah ular
Yang padanya
Apa yang menjadinya
seperti goresan pisau dengan ular;
mendapati, ketipisan yang tertembus

Penglihatan orang buta memandang zat yang terlihat;
kata-kata, peloncat-peloncat mati kedinginan, debu pikiran
di atas rumput, air dan kulit;
Lelaki-lelaki kita, yang bangkit antara kau dan aku,
cincin kelengangan, yang tak bergegas kencang
Tak juga sampai mimpi
Tak sebatas impian dan menyayangi dari gambar yang menabrak,
tak juga igauan dan buihnya para Nabi
Tak juga cinta dengan giginya, dan kuku-kukunya cukup,
Jauh dari kita,
Di sempadan wujud dan kewujudan
kehidupan menuntut kita lebih dari sekedar hidup
di luar malam bersaing terus-menerus.......
yang penuh dengan daun-daun panas dan besar
dan cermin memerangi;
Buah-buahan dan...menggiurkan dan mata air dan dedaunan kayu,
Bahu menerangi
Jasad-jasad terbuka jalannya antara jasad lain
***

Api sepanjang hari
sebagaimana udara
terbentuk dan tercerai-berai
penguraian tersembunyi
atas lembaran geologi
dan materi-materi bintang;
Manusia
bahasanya (dengan memperdaya) benih
tapi membakarinya
di telapak tangan angkasa,
dan area menyala-nyala,
yaitu tumbuhan juga
bulirnya
menghancurkan kebisuan,
Rerantingnya
Terbina rumah-rumah dari suara-suara
Area;
Campur-aduk dan menjiplak
Mainkan
Permainan keserupaan dan kontradiksi
Area;
Akan masak atas bak kolam,
Berbuah di rempah-rempah
Bijinya
Meminum malam dan menelan cahaya
Bahasa;
Pohon-pohon berkobaran
Dari dedaunan hujan
Tetumbuhan dari guruh
Rekayasa bergemuruh:
Di atas lembaran kertas
Terangkai puisi
Seperti siang
di atas keharibaan angkasa

*Diterjemahkan dari Terjemahan edisi Arab Puisi Penyair Meksiko, Octavio Paz, oleh penyair dan penerjemah Maroko, Khaled Ar-Raysuuni, Majalah Dubai Ats-Tsaqafah, edisi 59, April 2010, hal 110-111.

**Penyair, Penulis dan Diplomat Meksiko (31 Maret 1914-19 April 1998). Peraih Nobel Sastra tahun 1990.

***(Penerjemah: Ahmad David Kholilurrahman)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home