musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Monday, May 10, 2010

Puisi-Puisi Omar Shabâneh*

1. Malam Hari Raya (Laylat al-I'ed)

Pada malam hari raya terakhir
Aku memutuskan berjalan bergembira
Aku berjalan
Aku berjalan
Mempengaruhi jalan atau membaca
Aku berkata: Menjelang berakhir
Aku berkata: Andai aku menyiapkan hidanganku
Tetapi daku tertidur sekejap
ke samping kesedihan
Dimana suara lonceng dan cangkir memukuli kepala dari lima puluh tahun

2. Hurûb (Perang)

Tubuh ini jembatan
menuju ruh
Ruh membawanya
Naik dalam perang
kepada telepon di langit

Jembatan antara ruh
Tubuh yang runtuh

Ruh diantara tubuh
Jembatan yang runtuh

Tubuh di antara jembatan
Dan ruh yang berliris

3- Shirâ' (Pertembungan)

Ruh itu kembali mengadu
dari perjalanan jasad yang pemalas
Tubuh mengadu perjalanan ruh yang menjemukan

Berapa lama gelombang dibawah tubuh
Dan berapa lama badai-badai atas ruh pemalas

Aku harus menukar tubuh setiap hari
Aku harus menjadi hari yang semangat

Aku harus menjadi bersama keduanya
Di gelanggang kehidupan yang singkat

4-Kilau untuk Debu (Wahj lil-Rumâd)

Tempat ini asing
Aku sendiri dan sendirian
Lima puluh jiwa menjadi
Menjadi Ratusan
Ribuan
Setelah ratusan abad
Dia menunjukkan aku di dada
Kerajaan bagi debu

Aku mencari apa-apa yang tersisa
dari mimpi
Pada kurma "Keramat"
Pada batang zaitun
Aku bersembunyi di antara pertembungan kertas
Tak kutemukan selain kilau debu

5- Pedang Waktu (Saifun li-az-Zamân)

Tatkala kita bertemu:

*Apakah kamu Omar?
-dengan dagingku,minyakku dan tulangku

*Tetapi?
-Tiga puluh tahun berlalu, O Rafiq

Setelah dua puluh tahun
Aku kembali ke Universitas
Anak-anak cemerlang

Dan abad-abad membisu mengikutiku

6- Tersisa (Mâ Tabqâ)

Dua puluh tahun di Utusan...
Lima puluh tahun di bar
Enam puluh tahun di stasiun Kereta Api
Ribuan tahun di bandara ibukota-ibukota
Berapa tersisa bagiku??
Kapan?

*Al-Hawâriyyu: Utusan, murid, pengikut (Red. Penerjemah)*

*Diterjemahkan dari Puisi-Puisi (Qasâid) Omar Shabâneh, Penyair Palestina. Majalah Dubai Ath-Thaqafiya, Tahun ke-6, No 60, Mei (Ayar) 2010, Halaman 78.

**Penerjemah (Ahmad David Kholilurrahman).

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home