musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Sunday, May 9, 2010

Puisi: Pagi*: Ernesto Cardenal**

Pengantar:

Puisi karya penyair dan pastor Nicaragua, Ernesto Cardenal, awalnya saya terjemahkan dari edisi bahasa Arab. Karena saya 'kesulitan' menemukan makna dari larik terakhirnya. Telah menghantarkan saya merujuk judul dalam bahasa aselinya: LA MAÑANITA. Mencari padanan larik terakhirnya yang bikin saya macam 'cari kutu' dalam kamus. Hahahahahha

Memang benar, bahasa Spanyol sangat melodius, berirama dan molek sedap di telinga. Apalagi menjelma dalam Poema y el Poesia! Hahahahaha

*Ya Allah, berikan lah kesempatanku mempelajari bahasa ini, suatu ketika kelak! Amin.



Edisi bahasa Spanyol, dinukil dari http://www.alianzabolivariana.org/pdf/cardenal_poemas.pdf

LA MAÑANITA

Hermano, amaneció. Mirá.
Ahora podemos ver ya el volcán Masaya
y su humo
saliendo del cráter, y la laguna, verde, de Masaya,
más allá la laguna de Apoyo, muy azul,
las Sierras, y serranías de color cielo
hasta la lejanía, la verdad es
que nuestra tierra es de color de cielo,
más lejos, ¿lo ves? el Pacífico,
casi puro cielo bajo el cielo, la verdad es
que estamos en el cielo y no lo sabemos,
mirá, del otro lado el lago de Managua y el Momotombo
junto al agua como
un triángulo de lago levantado o
una pirámide de cielo.
Todo esto desde antes estaba allí
pero una oscura noche lo cubría,
y no se veía. La noche de las tentaciones.
Cada uno tenía su tentación.
La tentación del falso amanecer que aún no podía ser.
El yacer en una cama en plena noche soñando que es el amanecer.
Ahora sí fue el amanecer, Pancho Nicaragua,
todo está iluminado
alrededor de este rancho.
La tierra y el agua. Lo podés ver.
Y en aquella casita oigo cantar:
“Qué alegre y fresca
la mañanita”.


Puisi: Pagi*

Ernesto cardenal**

Telah tiba fajar wahai saudaraku. Tengok.
Sekarang kita sudah bisa melihat Gunung Berapi "Masaya"
Asapnya naik dari mulut gunung berapi,
Dan danau "Masaya", hijau warnanya,
Dan kejauhan danau "Apoyo" sangat biru,
Pegunungan "Sierra", rangkaian pegunungan,
dengan warna biru langit di kejauhan,
Memang bumi kita dengan warna langit.
Dan jarak lebih besar, apakah kamu melihat?...Samudera Pasifik,
Hampir biru bersih di bawah langit.
Memang kita hidup di surga akan tetapi kita tak mengetahui demikian,
Tengok, pada sisi lain dari danau "Managua" dan "Momotombo"
di samping perairan
Seperti segitiga air naik dari danau
atau piramid surgawi

Di sini segalanya telah ada sebelumnya
tetapi diselaputi kegelapan malam,
Tak dapat melihatnya. Malam godaan.
Setiap seseorang dari kami terkena godaan
Godaan Fajar Kazib yang tak dapat dicapai.

Dia telentang atas katilnya di hitam pekat malam dan dia sedang bermimpi fajar itu.
Kini iya, telah tiba fajar, "Pancho Nicaragua",
Segala sesuatu telah menyalakan sekitar gubuk ini,
Tanah dan Air. Apa yang Anda bisa melihat
Juga di rumah kecil, aku mendengar mereka bernyanyi:
Bagaimana sukacita dan segar
Pagi-pagi

*Diterjemahkan dari edisi bahasa Arab: Ash-Shobah, terjemahan penyair dan penerjemah Uni Emirat Arab, DR. Shehab Ghanem, Majalah Dubai At-Thaqafiya, tahun ke-6, edisi 60, Mei (Ayaar) 2010, Hal 108.

**Penyair dan Pastor Katolik Nicaragua, Ernesto Cardenal lahir kalangan atas di Granada, Nicaragua, tahun 1925. Belajar sastra di Managua dan dari tahun 1942-1946 di Mexico. Tahun 1950 kembali ke Nicaragua, dia ikut serta dalam "Revolusi April" 1954 melawan Anastasio Somoza García. Kudeta itu gagal dan berakhir dengan kematian beberapa pembantunya. Dia seorang Marxis yang membela kaum kecil dan tertindas.

Dia pendukung gerakan Sandistan Kiri melawan Samoza. Dilantik sebagai Menteri Kebudayaan pertama. Mengundurkan diri dari partainya tahun 1995. Dia juga pendiri dan Presiden Kehormatan Yayasan Sastra Budaya di Nicaragua. Menulis puisi-puisi dalam bahasa Spanyol, termasuk sastrawan terkemuka Amerika Latin sekarang ini. Kini berusia 85 Tahun.

***(Penerjemah: Ahmad David Kholilurrahman)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home