musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Friday, June 4, 2010

Sajak: Laut Bertunang Al-Maut

Sajak: Laut Bertunang Al-Maut

-Kepada 9 Syuhada’ Mavi Marmara

Ahmad David Kholilurrahman

Baiklah,
Aku mau bicara
Tentang As-Syuhada’
Yang Al-Maut jemput
Dengan gagah menunggang bahtera

Tak ada resa takut,
Karena segala kecut,
Telah lurut dari mulut

Tak ada rasa takut
Karena segala luput
Telah susut dari lutut

Itulah kematian bermarwah
Yang menebar aroma wardah
Merekah wangi
Pada kembang pertama
Di subuh hari

Duduklah di sisiku,
“Jangan meratap tangis, sayangku!”

Kubah-kubah Cami
menara-menara lancip
Akan membiru,
Mungkin, Istanbul akan menggigil
Oleh angin sisa musim semi Bosporus

Aku masih dengar
Lamat-lamat azan
Menenangkan jiwaku
Seperti rayuan kekasih berbisik mesra

Aku tak pergi,
Hanya meniti jalan kembali
Kepada Maha Pemberi
Yang memilihku Laut bertunangan Al-Maut

O, taman-taman al-Firdaus
Yang tak terlintas ujung kuas pelukis mana pun
Yang tak terlunas ujung dawat kalam siapa pun

Sini, sayangku
“Jangan meratap tangis, kekasihku!”

Cairo, 5 Juni 2010

1 Comments:

At June 6, 2010 at 12:01 PM , Blogger norZAiDi said...

salam teman. bisa ngak aku pinjam sajaknya untuk ku pos di page ku? credit akan ku beri padamu. aku cuma menyebarkan hasil nukilan mu yang bagus ini.

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home