musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Tuesday, May 25, 2010

Gedicht: Aalmoes voor de ogen (Sajak: Sepasang Mata Sedekah)

Pengantar:

Sajak ini saya tulis ketika menyimak kabar dukacita wafatnya Bu Hasrie Ainun Habibie, di Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman. Lalu, saya seketika menuangkannya dalam sajak yang ditulis mungkin, hanya dalam waktu barang lima menit.

Lalu, Bu Bambu Ayu (Alia de Ling-Baidhowi) yang bermukim di Belanda tertarik menerjemahkannya ke bahasa Belanda. Dibawah ini, saya sertakan versi terjemahan dan teks aselinya sajak berjudul: Sepasang Mata Sedekah. Saya mencoba menyicip sajak tersebut dalam bahasa terjemahannya! Hehehehhe


Gedicht: Aalmoes voor de ogen

Aan: BJ. Habibie

Geschreven door: Ahmad David Kholilurrahman

Geen kransen of boeketten,
Ik smeek het je,

Om deze koele zacht geurende graf

Geen condoleance teksten
Ik reken er op

Reciteer maar de verzen
Het Gebed van de Profeet
die hij heeft onderwezen aan z’n vrienden

Vanuit Duitsland in de late lente
Habibie treurt ook
Dieper dan de trog
meer dan een zwarte paraplu

Wissel maar de bloemenkrans
Met donaties
Aalmoes

Aalmoes voor de ogen
Tranen druipen
Denken aan de blind
Die tastend door donkere straten gaan

Omdat, hij snuift
geen zoet-geurende
Graven
De bloemen tuinen
Geen zachte koele
Graven
Een kan van zeven waterreservoirs

Zachte koele stromen
Door het goede doel

Zachte geurige wind
Door aalmoezen te geven

Cairo, 24 mei 2010

Vertaald in Den Haag, 24 mei 2010

*Vrije vertaald door: Alia de Ling – Baidhowi

=== Teks aslinya==========

Sajak: Sepasang Mata Sedekah

-Kepada BJ. Habibie

Ahmad David Kholilurrahman

Bukan karangan bunga,
Yang kupinta,

Agar kubur ini sejuk-wangi

Bukan ucapan belasungkawa
Yang kutunggu

Lafalkan saja bait-bait
Doa Tatsbit yang Rasulullah
Ajarkan pada sahabat-sahabatnya

Dari Jerman di penghujung musim semi
Habibie pun berdukacita
Lebih dalam dari palung
lebih hitam dari payung

Tukar saja kalungan bunga
Dengan sumbangan
Sedekah

Sepasang mata sedekah
Menetes airmata
Teringat tuna netra,
Meraba-raba jalan-jalan buta

Sebab, dia hidu
tak harum-wangi
Kubur-kubur
Kembang setaman
Tak sejuk-sejuk
Kubur-kubur
Seceret air tujuh perigi

Mengalir sejuk-dingin
Oleh amal salehah

Semilir harum-wangi
Oleh sedekah jariyah

Cairo, 24 Mei 2010

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home