Sajak: Butir Terakhir Az-Zahir
Sajak: Butir Terakhir Az-Zahir
Ahmad David Kholilurrahman
Bungin membisik tangga bulian
Tanggal berganti tangga batu,
Tersandar dinding Az-Zahir
Dianggap lepai, sangsai, usai
Disitu tapak amal jariyah,
Tapak guru-guru hilang,
Seperti sabut dilupakan
Sayak dihumban ke tengah laut
Semakin sedih mendidih
Rajuk empat tiang utama
Nak pulang ke kebon Bulian,
Mimbar tersedu-sedu nahan
Sesak tangis, papan kayu hadap
Ke atap bumbung;
Izin kami nak ngadu jua!
Biarkan pulang ke Selingsing,
Talisak, Sungei Ale, Teluk Kuari,
Mungkin, darat dusun semakin
Asing milik pendatang, habis
Tergadai kampung;
Selamat datang jadi kuli
Di tanah nenek-moyang?
Aku adalah bungin,
Bangku Masjid semakin ringkih
Duduk bersunyi diri,
Lalu-lalang kerbau besi
Hilir-mudik, laut-darat
Membawa beban hari
Entah nuju ke mana?
Lesplang rumah panggung Melayu
Dikepung renta zaman, kayu-kayan
Ranap punah ranah hutan rimba
Tak ada rotan, akar tak jadi
Aku nak tangga bulian
Sebab tak telap dimakan zaman
Pada Az-Zahir, terlucir, terusir
Seperti jam pepasir
Menunggu butir terakhir
Gurun Tuo, 20 Rabi-ul Awal 1432 H
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home