musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Tuesday, March 1, 2011

Sajak: Kuda Putih Omar Mokhtar

Sajak: Kuda Putih Omar Mokhtar

Ahmad David Kholilurrahman

Kuda putih, uban putih, janggut putih
Misai putih, syal dan kuffiyeh putih
Omar al-Mokhtar melintasi matahari
Benghazi, Zaweyah, Al-Bayda
Menegak batu benteng perlawanan
Sahara Barat meronta-ronta gerah
Menyemburkan api Tsaurah
Anak bangsa Libya
Mencuci hitam karat tamak Qadzafi;

“Sudah lah, wahai tua bangka Al-‘Aqid
Usia al-Inqelab telah uzur,
Setua kelemumur gugur.
Sekejap lagi mengirimmu ke kubur!”.

Aku menghitung jatuh butir terakhir
Jam pepasir, Troblus jatuh terlucir

Dengus angin musim dingin
Sahara Barat menumpahkan
Hujan badai pasir, menggemuruh
Singgah di nadi anak-anak Libya
Melaungkan berbaris kata;
"Irhaal, Suquuth, Tsaurah!"

Kemah-kemah Badui terbakar,
Kebon kurma bergetar
Bulan Rabi al-Awal menua
Malam yang menggelepar

Aduhai, Qadzafi Nero,
Penumpah darah, pembakar Medina
Tidakkah kau tengok;
Fir’aun Mesir
Qarun Tunisia
Jatuh rampak tergeletak?

Semua musim berhenti,
Kecuali Tsaurah berlari deras,
Sekencang kuda putih Omar Mokhtar
Meruntunkan dahi penguasa Arab

Kuda putih, uban putih, janggut putih
Misai putih, syal dan kuffiyeh putih
Jutaan Omar al-Mokhtar mengepung Troblus

Jatuh, gugur, campak, humban,
Wahai pewaris Fir’aun dan Qarun

Tanah Melayu Jambi, 24 Rabi-al-Awal 1432 H

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home