musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Sunday, June 20, 2010

Sajak: Lelaki Berbaju Takwa

Sajak: Lelaki Berbaju Takwa

-Kepada Ustadz Aligha Ramli

Ahmad David Kholilurrahman

Jika lautan lumpur menyembur
Kota Porong,
Tak dapat kubayangkan,
macam mana rumahmu kini,
pun panti asuhan anak yatim
dan pengajian Fajar Shodiq

Dan negara raib,
Tak ada tangan yang mengulur
Tanggung-jawab,
Bahkan orang paling pucuk
Pengatur negeri cuma menabur janji
atas lautan lumpur,
menyembur, airmata darah
memancur, derita marah
Memekur, rasa susah

Tak dapat kubayangkan,
Masih kah kau datang ulang-alik
Bangil-Porong?
Menyemai tunas-tunas hijau daun
Setiap pagi bersiram embun

Aku mengenangmu,
Lelaki berbaju takwa
Berseterika rapi
berkantung dua
kacamata tebal
mengapit buku tebal
segala macam ilmu
tumpah-ruah
dalam kelas-kelasmu
Jadi tafsir airmata,
dakwah derita,
tarikh luka,
siasah darah
silsilah remah

Tapi, kini
Kaum politik
Setiap pagi
Meracik akhbar dusta
Mengarang beribu helah
Ini bencana alam, bukan salah manusia?

Kenapa kaum tak berpolitik
Akrab memeras airmata, menanak luka
Atau inikah jalan surga
Bagi kaum tak putus dirundung malang?

Padahal aku selalu ingat
Sebaris pesanmu:
"Tidak berpolitik, adalah 'politik' saya!"

Cairo, 21 Juni 2010

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home