Sajak: Di Pinggan Cemburu, Kau Tunuh Rindu
Sajak: Di Pinggan Cemburu, Kau Tunuh Rindu
Ahmad David Kholilurrahman
Jika hillang satu pintu,
Akan bertemu seribu pintu
Di pinggan cemburu, rindu ditunuh
Segala tuduh bercelaru
Tak sesap segala keluh,
Aduh, semakin menjauh
Padam api atas kayu
Kelam sepi rentas waktu
Langit kelam balu
Kelingkan sumbu lampu
Jelaga setum
Secuil bongkah damar,
Meringam bilik kamar
Pada potret tergantung
Setia menempel papan lapuk
Seperti kasur kapuk,
susut empuk,
kusut tengkuluk
Jatuh ke tengkuk
O, surai kalbu
Termenung semalam suntuk
Tak muat tongkang menyuruk
Teluk yang idamkan seuluk
Salam yang malamkan sejuk
Pada seribu bujuk
Pada seribu rajuk
Pada seribu rujuk
Pudar merah abang tanggai,
Samar tempah tumpah inai
Tanjak tergeletak,
Seperti rumah patah pasak
Tiang-tiang bulian tua terserak
Lupakan biduk telungkup rusak
Urak segala belarak
Terbangan kompangan gigil sesak
Napas denguskan jatuh belarak
Mumbang kelapa, sabut sayak
Menahan gemertak
Hulu parang yang lantak
Tapak menualang malak
Pucuk bungur, pokok bayur
Hulurkan sabur limur
Tikam kelam tiga puluh,
Putuskan tambat tali biduk
Tanpa peluk, hanya secarut-marut angguk
O, Dagang Menumpang,
Lengang segala ruang
Terberandang sakit segala liang
Bertandang sulit segala kenang
Kembali menjadi bujang tualang
Tiada tunak segala tunak
Tiada jinak segala jinak
Tiada sajak segala sajak
Cairo, 3 Agustus 2010
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home