Sajak: Tabik Zikir, Titik Pikir
Sajak: Tabik Zikir, Titik Pikir
Ahmad David Kholilurrahman
Jika petah lidah,
Seludah cakap terbelah
Yang runcingkan setajam lisan
Menggores senampan kalbu,
Aku nak bilas-bilas
Segala cangkir mulut,
Yang bergetah amarah
Aku nak lekas-lekas
Segala hadir luput,
Yang bertumpah lupa
Wajah wudhu merunduk malu,
Hatta sebutir zarrah berziarah,
Menjenguk segala yang rejuk
Meneguk segala yang sejuk
Memeluk segala yang rusuk
Sepasang tangan yang mengepas-ngepas
Sempadan siku lebih sekuku
Hitam kepala yang menguras-nguras
Kedua daun telinga bertalu-talu
Kedua telapak kaki sebatas tumit mengentas-ngentas
Makna fana yang menjerat terpesong alpa?
Kuhirup-hirup huruf-huruf yang menangkup sebentang doa
Jatuh jadi awan, hujan, banjir, panas, dingin, salju, sahara
Jadi lah musafir fakir;
Yang mendesir terik pasir sehebat tabik bibir berzikir
Jadi lah mufasir zahir;
Yang mengukir selidik sampir selebat titik nadir berpikir
Cairo, 11 Maret 2010
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home