musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Sunday, November 22, 2009

Sajak: Doa Tiga Buah Kakao

Sajak: Doa Tiga Buah Kakao

Di negeri kami, cukup tiga buah kakao
Menyeret nenek ke mahkamah pengadilan
Duduk sebagai terdakwa dikursi pesakitan,
didera pasal kurungan ancaman tiga bulan

Hukum begitu tegak pada kurus-kecil,
lemah tak berdaya, fakir-miskin, papa-kedana
Hukum lemas-lunglai pada yang gendut-besar,
kuat digdaya, kaya-raya, kuasa-tahta.

Tuan-tuan berperisai pangkat baja,
pemilik jabatan bertameng daulat,
saudagar berdacing timbang uang
rajin membedak-pupur wajah penegak hukum,
manis-manja pada dada penguasa,
bengis murka pada derita jelata

Kami tak punya apa-apa, selain doa menadah sepasang tangan
Mengucur airmata yang mengalir darah tak lagi berwarna merah
Sehingga langit hujan airmata darah, lalu kami pinjam
Warna duka-lara, yang esok hari mungkin kami pejam
Mata-mata terbenam gelap-gulita mengeram malam

Pernah kami ditikam geram pada bayang cermin buram,
lekas jiwa besar kami asingkan dendam dalam tubuh ringkih silam
Lalu menggumam nyala api yang tak pernah padam
Bersama tumbuh setangkai doa yang terbang ke langit malam:

"Ya Allah, Ya Jabbar, Ya Qawi, jatuhkan lah penguasa dari tampuk kuasa seperti jatuh tiga buah kakao ke tanah"

Cairo, 22 November 2009

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home