Sajak: Hikayat dari Negeri Sembilu
Sajak: Hikayat dari Negeri Sembilu
Ahmad David Kholilurrahman
Pada suatu malam kelam tiga puluh
Nenek memintal hikayat dari Negeri Sembilu
Perihal tiga buah kakao merintih-rintih,
Rindu dipetik telapak tangan nenek kurus ringkih
Sehangat cahaya memilin-memiuh tampuk
Ke peluk tua bangka bakal jatuh patah ripuk
Tapi, dari ruang dalam gedung Mahkamah Buruk
Kursi pesakitan tegak doyong menangis remuk
Sesunyi palu hakim meringis sesenguk
Berderai deraan vonis sebungkuk rusuk
Pada nasib Papa Kedana jatuh bertimpa tangga,
Timbang dacing hukum, buruk muka cermin dibelah
Yang besar dipertuankan daulat,
Yang kecil dilaknat hujat
Yang berpangkat diangkat dakwa
Yang berpanau kurap diserak tuba
Pada hari persidangan jatuh,
Nenek tua datang tepat waktu,
Sebelum Tuan Hakim mengetuk palu
Duduk takzim pasrah mendengar dakwa
Tanpa iringan pembela, apalagi tim kuasa
Nenek menjawab:
"Jika Tuan Hakim tak percaya, silakan tanya pada tiga buah kakao?"
Ketiga buah Kakao, serentak menjawab:
"Kami tersenyum bahagia, sebab yang memungut kami ditanah, tangan sarat cahaya!"
Cairo, 22 November 2009
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home