musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Wednesday, June 23, 2010

Puisi: Kesunyian untuk Gaza*: Mahmoud Darwish**

Pengantar:

Puisi Panjang berjudul: Kesunyian untuk Gaza ("Shamtu min Ajli al-Ghazzah") adalah karya penyair Palestina terkemuka, Mahmoud Darwish. Salah-satu penyair Arab Palestina yang saya sukai. Saya menyadari terjemahan ini jauh dari sempurna, karena saya masih belajar. Namun, jika Tuan dan Puan merujuk langsung ke dalam ‘baju aselinya’ puisi ini dalam bahasa Arab, boleh dicicipi citarasanya. Walau, saya akui puisi ini, tak sesedap buah karya Mahmoud Darwish yang lain dalam kumpulan puisi-puisinya yang lain.

Puisi: Kesunyian untuk Gaza*

Mahmoud Darwish**

Kerugiannya dengan ranjau....dan ledakan..bukan kematian..bukan bunuh diri
Inilah cara dalam Deklarasi kehidupan layak Gaza

Sejak empat tahun lampau, daging Gaza pecahan peluru meriam terbang
Ini bukan sihir, bukan pulak keajaiban, ini senjata Gaza mempertahankan kelangsungan hidup dan menguras musuh

Empat tahun lampau, dan musuh ceria dengan mimpinya...tertarik waktu berpacaran..Namun, di Gaza

Karena Gaza jauh dari kerabatnya dan erat musuh...Karena Gaza pulau tatkala meledak dia tak cukup dengan ledakan yang menggentarkan musuh dan menghancurkan mimpinya dan ditolak kepuasan waktu

Karena waktu di Gaza sesuatu yang lain...Karena waktu di Gaza bukan elemen netral bahwa tak membayar orang untuk refleksi dingin.
Tapi mendorong mereka ke ledakan dan kecelakaan kebenaran.

Waktu disana tak merenggut anak dari kanak-kanaknya, dan orang-orang tua dari ketuaannya tapi menjadikan mereka lelaki pada awal pertemuannya dengan musuh....Tidak ada waktu di Gaza, tapi santai amukan badai petang..Karena nilai di Gaza berbeda...berbeda..berbeda..nilai kemanusiaan satu-satunya terjajah sepanjang masa perlawanan terhadap penjajah itulah perseteruan satu-satunya disana.

Dan Gaza kecanduan ilmu pengetahuan dari nilai luhur yang keras...tak dipelajarinya dari buku-buku, bukan dari kegiatan pengajaran terburu-buru, bukan dari terompet melengking suara tinggi, bukan dari nyanyian. Telah mempelajarinya dari praktek satu-satunya dengan perbuatan yang tidak hanya untuk iklan dan gambar.

Sesungguhnya Gaza tak pamerkan senjatanya dan revolusionalismenya dan anggaran bahwa Ia menawarkan daging, selanjutnya bertindak sendiri dan menuangkan darah. Dan Gaza tidak menguasai retorika..tidak tenggorokan Gaza. Pori-pori kulit berbicara darah, keringat dan kebakaran.

Dari sini membenci musuh hingga pembunuhan. Dan bahkan dibakar ketakutan. Dan berusaha untuk pembuangan di laut atau di padang pasir atau dalam darah. Dari sini mencintai kerabat dan teman-teman, lembut sampai dengan kecemburuan dan ketakutan, kadang-kadang
Karena Gaza dalah pelajaran brutal dan model Timur bagi musuh-musuh dan teman-teman sama saja.

Gaza bukanlah kota paling cantik..
Dan pantainya, bukanlah pantai paling biru diantara pantai kota-kota Arab.
Dan limaunya, bukanlah limau paling molek di cekungan Mediterania
Gaza bukan kota terkaya

Dan bukan kelas kota dan kota terbesar. Tapi lebih dengan sejarah bangsa. Mereka bahkan lebih buruk dimata musuh. Yang paling miskin, paling putus asa dan ganas. Mereka membayar upeti kepada kemampuan untuk mengganggu suasana hati musuh dan kenyamanan.

Karena mimpi buruk. Karena mereka terjebak limau beranjau. Anak-anak tanpa kanak, dan orang-orang tua tanpa penuaan. Dan perempuan tanpa keinginan. Untuk itu juga mereka, kecantikan kita, kebersihan kita, dan menyelamatkan kita dan kebanyakan kita layak cinta. Dan kezalimannya, ketika kita mencari keindahan puisi dan tidak dimutilasi kecantikan Gaza. Hal terbaik dari itu adalah bebas dari rambut.

Pada waktu itu mencoba untuk menang dari musuh dengan puisi. Maka kita percaya diri kita sendiri dan kita sangat gembira ketika kita musuh meninggalkan kita bernyanyi daun. Dan kita biarkan dia menang dan kemudian kering puisi tentang bibir kita. Kita melihat musuh telah menyelesaikan pembangunan kota-kota, benteng-benteng dan jalan-jalan.

Dan tidak adil ke Gaza kapan kita harus mengubahnya menjadi legenda, karena kita membenci ketika kita menemukan bahwa mereka tidak lebih dari sebuah kota kecil menolak miskin.

Dan ketika kita bertanya; Apa lagi yang menjadikannya legenda?

Kami akan menghancurkan segala cermin kaca dan kita menangis dengan martabat, atau kita menolak untuk merevolusi diri kita sendiri.

Dan tidak adil untuk telanjang jika kemuliaannya sebagai terpikat dengan membawa kita ke akhir penantian. Gaza tidak datang kepada kami. Gaza tidak membebaskan kami. Di Gaza tak ada kuda, pesawat, tongkat sulap dan tak juga kantor di ibukota.

Gaza membebaskan diri dari perangai kita dan bahasa kita. Dari dari pertempuran kita pada waktu yang sama. Dan ketika kita berjumpa mimpi itu sendiri terkadang kita takkan pernah tahu, lahir di Gaza karena api dan kita lahir untuk menunggu dan menangis di rumah.

Memang benar bahwa keadaan khusus Gaza dan tradisi revolusioner, tetapi terutama dirinya sendiri, bukanlah suatu misteri: Perlawanan rakyatnya koheren dengan apa yang Anda inginkan (Anda ingin menendang musuh dari pakaiannya).

Dan hubungan perlawanan oleh massa adalah hubungan tulang kulit. Bukan hubungan guru dan murid.

Ternyata tidak beralih perlawanan di Gaza menjadi profesi, tidak akan beralih menjadi gerakan perlawanan di Gaza untuk sebuah lembaga.
Apakah tidak menerima pengawasan melekat pada satu tanda tangan dari penentuan atau sidik jari. Dan tidak banyak peduli untuk
mengetahui namanya, gambarnya dan kefasihannya tidak mempercayai artikel informasi. Tidak mempersiapkan diri untuk kamera, tidak menaruh pasta gigi senyum di wajahnya.

Tidak ada yang Anda inginkan...kami juga tidak ingin

Berikut dari Gaza adalah kerugian bagi calo perdagangan harta disini adalah secara moral dan etika tidak bisa semua orang Arab.

Dan keindahan suara kami Gaza yang tidak sebesar apa pun diisi. Tidak ada yang berjalan cengkeraman di wajah musuh. Susunan pemerintahan di Negara Palestina yang tumbuh disisi timur Bulan. Atau sisi barat Mars ketika ditemukan. Ini adalah maksud atas penolakan..kelaparan dan penolakan, kehausan dan penolakan, tunawisma dan penolakan, penyiksaan dan penolakan, blokade dan penolakan, kematian dan penolakan.

Bisa memenangkan musuh di Gaza (Dan bisa memenangkan laut mengamuk di pulau itu akan memotong semua pepohonan)

Mungkin patah tulang

Tank dapat tumbuh di perut anak-anak dan perempuan telah melemparkan laut atau pasir atau darah, tapi

Bukankah mengulangi kebohongan dan tidak akan berkata kepada para penyerang: Iya

Dan akan terus di ledakan

Apakah baik maut, maupun yang bunuh diri, tetapi sebuah metode dalam deklarasi nilai kehidupan manfaat Gaza....

Dan akan terus di ledakan

Apakah baik maut, maupun yang bunuh diri, tetapi sebuah metode dalam deklarasi nilai kehidupan manfaat Gaza....

*Puisi Mahmoud Darwish ini diterjemahkan dari edisi bahasa Arab: "Shamtu min Ajli al-Ghazzah": AlJazeera.net. Senin 8 bulan 1 tahun 1430 H/5 Januari 2009.
http://www.aljazeera.net/news/archive/archive?ArchiveId=1165818

**Mahmoud Darwish, dari buku (Hayratu al-'Aaid). Penyair dan penulis terkemuka Palestina, Lahir di Al-Birwa, Akka (Galilee) (13 Maret 1941-9 Agustus 2008). Berkali-kali dijebloskan dalam jeruji penjara Israel, lantaran Syair-syair perlawanan dan perjuangan membela hak bangsa Palestina.

***Penerjemah: Ahmad David Kholilurrahman


صمت من أجل غزة" لمحمود درويش”

خاصرتها بالألغام.. وتنفجر.. لا هو موت.. ولا هو انتحار
إنه أسلوب غـزة في إعلان جدارتها بالحياة
منذ أربع سنوات ولحم غـزة يتطاير شظايا قذائف
لا هو سحر ولا هو أعجوبة، إنه سلاح غـزة في الدفاع عن بقائها وفي استنزاف العدو
ومنذ أربع سنوات والعدو مبتهج بأحلامه.. مفتون بمغازلة الزمن.. إلا في غـزة
لأن غـزة بعيدة عن أقاربها ولصيقة بالأعداء.. لأن غـزة جزيرة كلما انفجرت وهي لا تكف عن الانفجار خدشت وجه العدو وكسرت أحلامه وصدته عن الرضا بالزمن.
لأن الزمن في غـزة شيء آخر.. لأن الزمن في غـزة ليس عنصرا محايدا إنه لا يدفع الناس إلى برودة التأمل. ولكنه يدفعهم إلى الانفجار والارتطام بالحقيقة. الزمن هناك لا يأخذ الأطفال من الطفولة إلى الشيخوخة ولكنه يجعلهم رجالا في أول لقاء مع العدو.. ليس الزمن في غـزة استرخاء ولكنه اقتحام الظهيرة المشتعلة.. لأن القيم في غـزة تختلف.. تختلف.. تختلف.. القيمة الوحيدة للإنسان المحتل هي مدى مقاومته للاحتلال هذه هي المنافسة الوحيدة هناك.
وغـزة أدمنت معرفة هذه القيمة النبيلة القاسية.. لم تتعلمها من الكتب ولا من الدورات الدراسية العاجلة ولا من أبواق الدعاية العالية الصوت ولا من الأناشيد. لقد تعلمتها بالتجربة وحدها وبالعمل الذي لا يكون إلا من أجل الإعلان والصورة.
إن غـزة لا تباهي بأسلحتها وثوريتها وميزانيتها إنها تقدم لحمها المر وتتصرف بإرادتها وتسكب دمها. وغزة لا تتقن الخطابة.. ليس لغزة حنجرة.. مسام جلدها هي التي تتكلم عرقا ودما وحرائق.
من هنا يكرهها العدو حتى القتل. ويخافها حتى الجريمة. ويسعى إلى إغراقها في البحر أو في الصحراء أو في الدم. من هنا يحبها أقاربها وأصدقاؤها على استحياء يصل إلى الغيرة والخوف أحيانا. لأن غزة هي الدرس الوحشي والنموذج المشرق للأعداء والأصدقاء على السواء.
ليست غزة أجمل المدن..
ليس شاطئها أشد زرقة من شؤاطئ المدن العربية
وليس برتقالها أجمل برتقال على حوض البحر الأبيض.
وليست غزة أغنى المدن..
وليست أرقى المدن وليست أكبر المدن. ولكنها تعادل تاريخ أمة. لأنها أشد قبحا في عيون الأعداء، وفقرا وبؤسا وشراسة. لأنها أشدنا قدرة على تعكير مزاج العدو وراحته، لأنها كابوسه، لأنها برتقال ملغوم، وأطفال بلا طفولة وشيوخ بلا شيخوخة، ونساء بلا رغبات، لأنها كذلك فهي أجملنا وأصفانا وأغنانا وأكثرنا جدارة بالحب.
نظلمها حين نبحث عن أشعارها فلا نشوهن جمال غزة، أجمل ما فيها أنها خالية من الشعر، في وقت حاولنا أن ننتصر فيه على العدو بالقصائد فصدقنا أنفسنا وابتهجنا حين رأينا العدو يتركنا نغني.. وتركناه ينتصر ثم جفننا القصائد عن شفاهنا، فرأينا العدو وقد أتم بناء المدن والحصون والشوارع.
ونظلم غزة حين نحولها إلى أسطورة لأننا سنكرهها حين نكتشف أنها ليست أكثر من مدينة فقيرة صغيرة تقاوم
وحين نتساءل: ما الذي جعلها أسطورة؟
سنحطم كل مرايانا ونبكي لو كانت فينا كرامة أو نلعنها لو رفضنا أن نثور على أنفسنا
ونظلم غزة لو مجدناها لأن الافتتان بها سيأخذنا إلى حد الانتظار، وغزة لا تجيء إلينا، غزة لا تحررنا، ليست لغزة خيول ولا طائرات ولا عصي سحرية ولا مكاتب في العواصم، إن غزة تحرر نفسها من صفاتنا ولغتنا ومن غزاتها في وقت واحد وحين نلتقي بها ذات حلم ربما لن تعرفنا، لأن غزة من مواليد النار ونحن من مواليد الانتظار والبكاء على الديار.
صحيح أن لغزة ظروفا خاصة وتقاليد ثورية خاصة ولكن سرها ليس لغزا: مقاومتها شعبية متلاحمة تعرف ماذا تريد (تريد طرد العدو من ثيابها)
وعلاقة المقاومة فيها بالجماهير هي علاقة الجلد بالعظم. وليست علاقة المدرس بالطلبة.
لم تتحول المقاومة في غزة إلى وظيفة ولم تتحول المقاومة في غزة إلى مؤسسة. لم تقبل وصاية أحد ولم تعلق مصيرها على توقيع أحد أو بصمة أحد. ولا يهمها كثيرا أن نعرف اسمها وصورتها وفصاحتها لم تصدق أنها مادة إعلامية، لم تتأهب لعدسات التصوير ولم تضع معجون الابتسام على وجهها.
لا هي تريد.. ولا نحن نريد.
من هنا تكون غزة تجارة خاسرة للسماسرة ومن هنا تكون كنزا معنوياً وأخلاقيا لا يقدر لكل العرب.
ومن جمال غزة أن أصواتنا لا تصل إليها لا شيء يشغلها، لا شيء يدير قبضتها عن وجه العدو، لأشكال الحكم في الدولة الفلسطينية التي سننشئها على الجانب الشرقي من القمر، أو على الجانب الغربي من المريخ حين يتم اكتشافه، إنها منكبة على الرفض.. الجوع والرفض والعطش والرفض والتشرد والرفض والتعذيب والرفض والحصار والرفض والموت والرفض.
قد ينتصر الأعداء على غزة (وقد ينتصر البحر الهائج على جزيرة قد يقطعون كل أشجارها)
قد يكسرون عظامها
قد يزرعون الدبابات في أحشاء أطفالها ونسائها وقد يرمونها في البحر أوالرمل أو الدم ولكنها
لن تكرر الأكاذيب ولن تقول للغزاة: نعم
وستستمر في الانفجار
لا هو موت ولا هو انتحار ولكنه أسلوب غزة في إعلان جدارتها بالحياة..
وستستمر في الانفجار
لا هو موت ولا هو انتحار ولكنه أسلوب غزة في إعلان جدارتها بالحياة.

المصدر: الجزيرة

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home