musafir fakir di buayan fikir

Di kitab tua panduan pelayaran, termaktub pesan; "Lemak-Manis itu ilmu, Pahit-maung itu rindu..." (Dikutip dari sajak: Perahu Rindu, Ahmad David Kholilurrahman)

Wednesday, July 29, 2009

Sajak: Mediterania

Sajak: Mediterania

Ahmad David Kholilurrahman

Kutinggalkan kotamu membiru laut
Datang tangkai waktu bertuju luput,
Bayang hijau lumut mengalut surut
Buang risau takut mengurut-ngarut lutut,

Ketika petang mengulur benang remang
Pada gelombang menjulur garang pasang

Ketika bujang menyusur julang tualang
Pada tunang membusur layang pandang

Kalau masin rindu mentelah lamun,
Petiklah setangkai daun zaitun
Angin utara sampiran ombak terbantun
Menetah biduk ke penghujung lantun lanun;

“Ya Marhaba, ya Majnun?”.

‘Abbas ‘Akkad, Cairo, 29 Juli 2009

Tuesday, July 28, 2009

Sajak: Marsa-Matrouh

Sajak: Marsa-Matrouh

Ahmad David Kholilurrahman

Pada lidah laut Matrouh,
rincus gelombang melentik karang
dengus pasang menukik kerang
hembus tualang memekik bujang

tentang petang, remang hulurkan
seuluk salam pokok zaitun
seremuk karam ombak membantun

tentang pandang, tumpang sulurkan
seiris manis tin kering,
secebis alis 'ain kerling

Dikerumun saudagar Suuq Libby
angin sampaikan kabar wahaa Siwaa
secangkir harum Syai Ni'na' al-Jabaly,
hikayatkan sepinggan 'adas,
riwayatkan enam keping 'aisy Syami
ceriterakan sehamparan bentang hambal

kurindu kotamu yang membiru laut;

Laut berlaman rumah atas gurun sahara
sahara bertaut kemah atas laut dahaga

Matrouh-Cairo, 27 Juli 2009

Monday, July 13, 2009

Sajak: Al-Ghamm

Sajak: Al-Ghamm

Ahmad David Kholilurrahman

Malam bergalang bintang,
Mashrah langit adalah atap kemah terbentang
Melapang layar bidukku ke seberang
Negeri para petualang petandang

Walau kepak-kepak badai terberandang,
Dikaki langit subuh melengang
Mengajak tualang bersilang pandang
Setajam mata elang, seruncing tombak-kelewang, segemerincing zirah perang

Aku kafilah berlalu,
Menyimak jejak-jejak waktu,
Menolak rampak sepahit-maung rindu
Menyambut malu tawadhu’ selemak-semanis ilmu

Pantang surut ke belakang,
Berbekal sebungkal azzam benderang
Seperti syahdu azan berkumandang
Mengundang setenang para pemenang
Menyibak onak-duri talang, kecamuk luluh-lantak perang

Rabea Adawea, Cairo, 13 Juli 2009

Friday, July 10, 2009

Sajak: Al-Wahm

Sajak: Al-Wahm

Ahmad David Kholilurrahman

Derit pintu flatmu hantar kesumat
Angin bersejingkat menyela engsel karat,
Serapuh bingkai kusen kesat
Sekerut keriput kulit jangat

Seingat-ingat Zaman Jamil melesat
Menanggal almanak berlari larat;
Hari ini, besok, lusa, tulat, langkat

Malam karam bintang,
Daku berbiduk bulan terang
Ke rantau tepian hilang,
Kecipak kayuh bertumpang lengang

Ribuan jarak belikat terbentang
Sepanjang tualang bujang
Bertandang ke negeri seberang,
Memasang kenang pada jemari tunang

Aku tak mengenakan setelan rindu
Pun, kau telah basuh baju cemburu
Menumpah segayung tempayan retak seribu

Dendam yang terendam luka sembilu
Rindu telah lebih dahulu memburu
Seredup mata kandil mengharu-biru

Rabea Adawea, Cairo, 9 Juli 2009

Monday, July 6, 2009

Sajak: Pada Jami’ Sultan Hasan




Sajak: Pada Jami’ Sultan Hassan

Ahmad David Kholilurrahman

Juntaian kandil tergantung,
Jurai cahaya mengulur rampung

Sepasang mata pemotret, membidik lengkung
Setenang kenang tiang-tiang jangkung

Menyusuri lorong-lorong suram gelap,
Bias cahaya seakan jatuh malap

Kuketuk madrasah empat mazhab,
Pintu waktu mengunci senyap
Sebisu batu ditumbuh kerakap
Nak kemana lagi kujunjung rehal kitab?

Selingkar basah-kering pancuran wudhu
Dari mi’dzanah bertingkap batu

Laungan azan memburu jejak syahdu
Menyelusup singgah ditelinga penyeduh rindu

Setalu ceruk malam-malam berlalu,
Nak kemana lagi kujulung guru baharu?

Rabea Adawea, Cairo, 7 Juli 2009

Sunday, July 5, 2009

Sajak: Al-Huzun


Sajak: Al-Huzun

Ahmad David Kholilurrahman

Jemariku berat celup kalam bulu angsa
Cicah dawat gores senarai isyarat
Seusai kau utus merpati bisu
Sepucuk risalah buta aksara

Derai rindu menghujan jantung hatiku
Terkakap-gagap mengeja persatu;
Alif Lam Haa Ba’

Kau tengok aku tak bergeming
Walau ditunjal ke pelupuk rungsing
Seperti malam bulan bersunting,
Senyap-senyap kau duduk bersanding

Rabea Adawea, Cairo, 5 Juli 2009